Selama langit masih biru, sedikitpun tak ada niat untuk menghapusnya dan melupakannya begitu saja. Kenangan, kenangan, dan kenangan. Sekalipun aku hanya menganggapmu sebagai kakakku dan aku adikmu. Sejujurnya dihati ini penuh dengan angan agar kita dapat seperti dulu. Saat sayang seperti cinta dan suka seperti memiliki. Apa hal yang bisa kulupakan tentangmu jika semuanya sudah disimpan rapi diotak kananku yang punya daya ingat permanen. Hal sekecil apapun tentang saat itu adalah hal yang paling berarti dariapada keseharianku tanpamu. Bacalah kotak masuk dihandphoneku, percayalah aku masih menyimpan semua pesanmu. Setiap huruf dalam pesan-pesan itu adalah kenangan. Setidaknya aku yakin 99,99% kakak telah lupakan itu semua, dan 100% aku tak bisa lupakan begitu saja. Secerca harap dihati kecil ini, setahuku masih ada 0,1% tuk pulihkan saat itu lagi.
Bak cinta pertama, dia orang yang membuat hidupku repot dimasa lalu. Kesedihannya yang membawanya padaku, sakit yang ia rasakan adalah jalan bagi kami tuk bertemu dan punya benang merah untuk saling berhubungan. Sejujurnya aku tak mengenalamu sedalam dia mengenalmu, yang aku tahu kamu adalah orang yang cuek, moody dan easy going. Bahkan kita jarang bicara karena aku yakin tatapan dan geak-gerikku telah banyak bicara padamu. Tapi semua cuma kenangan, aku cuma bisa melihatmu dari kejauhan. Terlalu dekat hingga kami begitu jauh. Kelas kami cuma beda satu ruang kelas, setiap istirahat aku dapat melihatmu tertawa lepas dan satu hal yang bisa kukatakan pada benakku bahwa kakak baik-baik saja tanpa adhek. Kami satu les bahasa Jepang dan buku paket kimiaku masih ada padanya. Tidakkah kakak mengingatku saat membuka bukunya tidakkah ada sedikit saja bayangku saat kamu mengahafal rumus-rumus stoikiometri. Lalu apa kakak juga tidak ingat padaku saat melihat boneka doraemon buatanku srendiri (Sebenarnya lebih mirip alien) yang kuberikan kepadamu saat ulang tahunmu. Atau jangan-jangan kamu sudah melupakan semuanya. Tidaaaaak!!!!
“Adhek sayang kakak, kakak sayang adhek, kakak ini lo adhek!!!”
Teriakan konyol teman-teman membubarkan semua angan dibenakku. Dasar payah temana-temanku itu. Setiap kakak lewat dihadapanku mereka selalu berbuat hal kekanak-kanakkan seperti itu. Apa mereka nggak tahu, itu makin memperburuk hubungan kami.
“Biru!!! Ada kakak Lo!!!Liat dong!!!”
Sorak gembira Yafa. Dialah orang yang selalu setia mendengarkan semua keluh kesahku tentang kakak. Tapi pasti selalu emosi tiap aku cerita tentang keburukan kakak.
Lagi-lagi aku cuma mengelak seolah tak melihatnya. Aku tak sanggup menatapnya. Sekalipun pernah kucoba dan dia acuh padaku. Begitu sorot matanya menjauh dari sekitarku. Kubuka lebar mataku dan kupandang dalam-dalam dirimu. Aku selalu melihat punggungmu seolah kau meninggalkanku hanya dengan bayanganku. Banyak hal yang berubah darimu. Tidak biasanya memakai jaket, sekali pakai kenapa motifnya kotak-kotak warna hitam pink gitu. Jangan-jangan itu jaket pacarnya, mereka saling bertukar jaket? Lalu kenapa dengan helmnya? Dulu Kyt hitam kan? Kok sekarang INK putih? Apa bertukar juga dengan pacarnya. Saat menyadari semua perubahan itu rasanya neuronku mulai terkoneksi denagn medula spinalis karena ini memang gerak dan perasaan refleks, timbulkan laranya hati, rasanya sakiit…
***
Tiga bulan lalu saat aku tahu kakak CLBK sama mantannya aku merasa biasa-biasa saja toh hubungan kami tak seburuk saat ini karena aku yakin dia pasti kembali padaku saat sudah putus. Tapi semua kesombongan songong itu tak ada artinya lagi!!! Jangankan mendekat , malah lebih jauh… jauh… makin jauh dan jangan sampai hilang.
Dua minggu bolos les Bahasa Jepang. Rasanya sudah tak ada niat lagi. Dulu kakak yang minta ditemani buat ikut les. Tapi sekiranya sekarang ini aku sudah tidak diperlukan karena memang sudah ada teman yang lain. Sii Chia, teman les kami. Kenapa ? Kenapa harus dia? Apa saat kita duduk sebangku tak mencerminkan ada sesuatu diantara kami berdua? Apakah dia tak pernah melihat kita? Apa dia juga tidak tahu kalau seringkali kamu menungguku untuk berangkat les bersama? Atau dia tahu dan kamu katakan aku cuma adikmu, tapi aku memang cuma adikmu. Lalu kamu ingat saat aku pakai tas monster lucu dan kamu bilang aku 4L4Y , ingat tidak? Seminggu setelahnya aku nggak pernah lagi pakai itu tas kak. Jelaskan kak!!! Jelaskan keadhek. Jangan menusuk hatiku dengan jarum-jarum tumpul ini… Mendengarmu punya pacar, aku tidak begitu shock. Tapi kali ini aku benar-benar cemburu. Pasti cemburu (Gecko) terbakar rasa cemburu (Padi) dan kakak harus tau cemburu menguras hati (Vidi Aldiano.)
Rasanya jngin berhenti memikirkan tentang semua ini, tapi semua jadi lebih parah saat aku mulai membuka fb. Hiw… Status, kutipannya, albumnya sii Chia semuanya soal kakak. Bahkan pernah waktu itu kami perang dingin lewat status. Dia posting status seperti ini
Kita punya banyak pesamaan… sama-sama egois, sama-sama cuek, sama-sama gengsi, sama-sama bisa ngelukis, Apakah berarti kita…
Dasar status menggelikan, setan dihati in membuat tanganku mengetik dengan cepat keypad HP dan jadilah status seperti ini…
Seperti halnya dengan not-not lagu yang berbeda dapat menjadikan lagu tersebut enak didengar. Perbedaan yang dipersatukan akan lebih berwarna dan melengkapi…
Rasanya masih jengkel. Dia tidak mau begitu saja mengibarkan bendera putih padaku. Dia posting lagi statusnya dengan mencantumkan namanya dan nama kakak. Arghggggghghghgghghghgg!!!!
“Biar aku Labrak kakakmu itu!!! Bisa-bisanya dia kaya’ gitu”
Teriak Yafa setelah mendengar semua ceritaku tentang kakak dan sii chia. Huft… entah sudah berapa kali dia selalu bilang begitu.
Emosi jiwa yang membara sekiranya akan hilang dengan semua kesibukan yang ada. Ikut ekstrakurikuler QOE(Queen Of English) , club bahasa inggris. Kebetulan ada lomba speech, iseng daftar untuk sejenak melupakan mereka berdua. Seleksi pesertanya hari ini di lab komputer. Ternyata waktu tidak membiarkanku sejenak lupa tentang kakak. QOE bekerja sama dengan KECIKOM (Kelompok Cinta Komputer) itu extranya kakak. Tapi nggak mungkin dia ikut. Aku harus lepas dari semua ini, nggak ada guna. Langkah kaki ini mengantarku ketempat dimana harusnya kubernaung tuk seleksi itu. Kulepas sepatuku dan mulai membuka pintu lab yang lumayan usang dan klasik. Berlahan cahaya terang lampu mulai membuat pupil ini berakomodasi dan kulihat sosok yang bayangnya selalu ada dibenakku…
“Kakak…”
Kecapku tanpa suara.
Kumohon, ini pasti asa dan fatamorgana saja. Lari, bangun, cubit atau apalah itu. Yang penting bisa membuat ini tidak nyata. 1 detik, 2 detik, 3 detik… dan semuanya memang nyata, aku masih berdiri ditengah pintu sambil memandang jauh kearah kakak…
“Biru ini Asan… dia bakal bantu kamu buat presentasi speechmu,
kalian udah kenal kan?”
Kata mas Danu ketua KECIKOM, kumohon… jangan melihat kearahku kak. Tetaplah asyik dengn monitor didepanmu.
“Kalian siap-siap aja!!! Aku manggil mam Lisa dulu!!! Sekalian teman-teman yang lain juga, pada kemana sih orang-orang???”
Aku tidak peduli dengan kata-kata mas Danu, yang kupikirkan sekarang ini… Berarti sebentar lagi tinggal aku dan…
Kulangkahkan kakiku mendekat padanya, jantungku berdebar dengan cepatnya. Sekarang ini aku ada dibelakangnya, kakak cuma asyik mengklik kiri dan kanan tikusnya, e salah mousenya. Salah satu diantara kami harus memecahkan susuasana yang seperti ini. Hadduch…
“Kak ini flashdisku, tolong buatin animasi air terjun…”
Kataku seperti tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami.
“Masih manggil kakak?”
What!!! Tanggapannya kok gitu?
“Maksud kamu apa kak?”
Sautku dengan satu otot kerut didahi .
“Bonekanya udah hilang, berarti aku bukan kakakmu lagi kan? Bukannya dulu pernah bikin kesepatan gitu??”
jawabnya innocent.
Rasanya ingin aku mengambil stabilizer dan kulemparkan tepat dimulutnya, teganya dia berkata seperti itu. Seolah tak punya sedikitpun dosa. Kamu harus tahu kesalahan kamu kak…
“Oh gitu ya… sepertinya aku lupa, terimaksih sudah diingatkan, kalau boleh kasih saran sebaikanya kamu cepat tembak sii chia.
Jangan Cuma ngasih harapan kosong, kasihan!!! Aku nggak mau nasibnya sama dengan yang ngomong ini!!! ”
Kejaam aku kejaam… memangnya aku nggak bisa kejam, biar kamu sadar kak.
“Apa!!!”
Sosoknya berbalik dan menatap tajam kemataku , aku mengelakkannya. Betapa atsmosfir ruangan ini benar-benar buruk. Apa ini karena lapisan ozon yang lubang atau hatiku yang tak tenang. Aku tidak kuat dengan semua tekanan ini.
“Jadi masih peduli padaku!!! Jangan merasa dicampakkan ya!!! Kamu sendiri yang dulu minta aku menjauh, supaya kamu bisa belajar dengan baik. Supaya aku nggak menggangu pikiranmu!!! Sekarang aku udah menjauh, tapi sekarang ngomong gitu!!! Maksudmu apa hah???”
Katanya panjang lebar. Menekannku hingga hati ini bergemuruh, menyeruaklah semua perasaan ini. Sudah tak ada lagi relung di hati ini yang mampu menyimpan semuanya. Biarkan aku berteriak tuk katakan semua sesal dan lara ini..
“Bodoh!! Payah!! Kamu harus tahu kakak!!! Kamu sering datang dan pergi sesuka hatimu!!! Kenapa kamu nggak faham kak? Aku nggak benar-benar minta kamu menjauh!!! Kata tidakku untukmu adalah iyya kak!! Karena aku sayang kamu!!! Dasar payah!!!”
Jantungku rasanya meledak. Gilaa… aku nggak percaya aku sudah mengatakan itu semua…
“Kalau gitu kamu juga harus tau !!! Kakak itu…”
Kenapa tidak segera melanjutkan ucapannya, kenapa??? Cepat katakan kak!!! Adhek menunggunya. Kumohon keajaiban muncul dari 0,1 % kemungkinan yang ada. Ingat semua kenangan kita kak, obrolan-obrolan geje kita, semauanya kak. Cepat kakak… ada apa dengan kamu?
Sentuhan tangan dipundakku begitu mengejutkannku. Hingga bulu romaku berdiri dan hilanglah semua imaji itu. 30 detik memandagmu dari kejauhan mampu membuat otak kananku berkreasi dengan cepat hingga membentuk semua asa itu. Aku masih berdiri ditengah-tengah pintu, memandang kearah kakak yang duduk manis didepan computer.
“Biru, come in, ayo masuk nak…”
Ucap mam Lisa sinambi melepas sentuhannya dipundakku. Aku masih bingung harus bagaimana menyapanya. Mengalun pelan sebuah lagu dihatiku…
Knocked my heart door..
Arrange my world..
Killed my mine ..
Attract your promise..
Keep your behave..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar