Only hope

Sabtu, 03 Desember 2011

IPA (Lebih dari Sekedar Pilihan)

Hampir satu semester jalan ini ditempuh, dan tak ada yang lebih berkesan selain ketiga eksak yang sudah pasti jadi mata pelajaran khas dijurusan ini. Penyesuaian, selama ini belum juga dapat mengatur waktu dengan tepat, padahal semester ini penentuan yang sangat penting, apakah bisa menjadi dari 50% dari kelas untuk diundang keuniversitas melalui nilai rapor. Untuk sekedar bertahan saja berat, jadi tak usahlah muluk-muluk dan berharap banyak menjadi seperti itu. Sesal? Itu sama sekali tidak berguna. Ingin rasanya berbelok kejalan yang lain, namun itu hanya asa dalam imajinasi. Setidaknya biarkan saja bertahan disini hingga suatu hari dapat benar-benar dijalan yang memang bisa dikatakan “Its myway” . Ganjalan hati terus saja bersarang dalam keseharian menuntun ilmu dibidang ini. Keluh kesah tak terelakkan, bahkan jiwa sempat tergunacang, kenapa harus terpejam melihat kenyataan yang ada jika sedari dulu kenyataan inilah yang dulu jadi impian. Inilah titik balik kehidupan, bisa saja ini bergeser kearah positif dan berakhir baik, tapi jika bergeser kearah negatif?
Suatu hari, saat seorang teman bersedia mengantarku pulang, kami bercakap ringan. Hingga sampai pada satu kalimat keluh kesahku tentang pelajaran dijurusan ini. Mulutku asal saja, sebuah kalimat konyol tergelincir dilidahkau dan begitu saja keluar.
“Rasanya pengen pindah aja, tapi nggak mungkin”
“Pindah ke-B?”
“………….”
“Menurutku kamu lo memang cocok dijurusan yang sekarang ini”
“Tahu dari mana?”
“Susah jelasinnya, tapi emang cocok kok…”
Sontak ganjalan itu sedikit meleleh, mendengar seseorang berkata demikian terasa menyejukkan hati. Barangkali cuma butuh energi positif supaya dapat terus bertahan.
Kala itu ulangan ke-3 eksak yang sedari UH pertama selalu saja dapat nilai yang tidak memuaskan. Entah mengapa kali ini dapat mengerjakan dengan begitu lancar. Sampai kemarin pada UH ke-4 eksak ini, ternyata lancar juga walau setelah dicocokkan dengan seorang teman ada saja yang salah. Dan untuk pertama kalinya kalimat ini berucap begitu saja
“Ternyata ***ia itu asyik ya …”
Ungkapku pada teman sebangku.
“Kenapa baru nyadar…?”
“(Tertawa kecil)”
Kali ini aku diam duduk bersandar dibawah papan tulis sambil memandang rumah keduaku. Ini memang jalanku… hati kecil ini bergeming. Apapun yang terjadi takkan lagi ada niat untuk keluar dari jalan yang telah kupilih. Baik hari ini, kemarin atau hal-hal yang buruk yang sudah terjadi. Aku akan memaafkan masa laluku, dan menatap optimis masa depan. Meski tanpa jalur diundang atau apapun itu, masih banyak jalan dan kesempatan karena aku meyakininya. IPA (Indah Pada Akhirnya) ini memang lebih dari sebuah pilihan. Akhirnya kutahu apa yang lebih dari jalan ini. Memahami, aku harus memahami setiap bab yang disampaikan, barangkali ketika telah mengerti atau sekedar berlatih banyak soal. Ulanganku selalu saja lancar. Dan sekali aku memahami dan mengerti, maka esoknya tak perlu lagi menghafal yang sudah-sudah. (SEMAGAT!!!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar